KALAU kemarin saya menulis tentang artis-artis yang hobi eksis di infotainment, kali ini saya ingin membuat peringkat-peringkat artis lagi. Dan tema yang saya pilih kali ini adalah, Artis-artis berkantong Tebal. Arti dari artis berkantong tebal ini adalah artis yang perkiraan saya mengandalkan uang untuk bisa muncul atau eksis di TV.
Ada yang sukses ada yang belum. Pengennya saya, seperti tulisan saya sebelumnya, saya pengen kumpulkan artis juga sampai tujuh orang. Apa daya ternyata imajinasi mampet, jadilah mentok hanya di angka tiga saja. Daripada basi dan hanya berakhir di angan-angan, tetap saya tuliskan saja di blog ini. Baiklah, berikut 3 Artis Berkantong Tebal versi Yasir Fuadi.
3. GAVIN MJ
Pertama kali saya melihat artis ini, saya agak heran. Saat itu di program TV Inbox saya melihat ini artis ABG tampil. Tidak berawal dari jalur indie, punya tampang orang kaya, tidak terkenal sama sekali tapi tampil di acara music koq ada ‘penggemar fanatiknya’.
Yang aneh dari penggemar fanatiknya itu, mereka melingkari panggung, hanya sekitar 2 baris saja berteriak histeris memanggil nama Gavin tanpa terlihat hapal lagu artis yang dia fanatiki tersebut. Mereka tampak sekali seperti penggemar bayaran. Dan si artis itu asyik sendiri bergoyang-goyang di panggung dance ala Michael Jackson. Tidak istimewa sama sekali dari dance itu karena Sule pun juga bisa. Brandon IMB maupun Fay Nabila yang masih kanak-kanak juga bisa menampilkan dance yang lebih menarik daripada Gavin.
Saya langsung berpikir, ini anak jelas anak orang kaya yang ingin tampil di TV dan difasilitasi orang tuanya. Memanfaatkan power itu, jadilah memang dia tampil di TV.
Mungkin karena masih kurang eksis, ya iyalah secara diakui atau tidak diakui sebenarnya dia tidak istimewa, jadilah dia mengajak duet eks personel JKT48. Buat narik fans mungkin. Tapi ternyataaaaaaaaaaa, masih gagal. Hahahaha. Lagu dia masih kurang beredar. Kalah sama Cowboy Junior dan bahkan Zaskia Gothic.
Ganti strategi dengan mungkin lagi-lagi difasilitasi orang tuanya, dia ngajak duet artis lain lagi. Kali ini lebih mantap. Igor Saykoji. Tapi ya ternyata oh ternyata, duet itu masih kurang beredar. Mentok paling di acara musik pagi saja. Gagal maning gagal maning. Hahaha.
Makanya ketika ini anak akhirnya masuk nominasi Dahsyatnya Award dan memenangkan award Penampilan Terdahsyat, banyak pihak yang heran. Raffi Ahmad selaku host tampak sekali kaget, penonton yang banyak meneriakan nama JKT48 juga demikian.
Koor suara huuuu akhirnya keluar dari arah penonton. Muncul dugaan ini anak, lewat orang tuanya tentu, membayar untuk bisa masuk nominasi. Setelahnya, ketika sudah masuk nominasi, urusan gampang karena penetuan juaranya lewat polling sms. Bisa diatur.
Akan tetapi ya itu, ketenaran yang dipaksakan susah untuk berhasil apabila tidak dibantu dengan skill yang istimewa. Kekayaan bisa membantu untuk naik, tapi tidak bisa membantu untuk mendapat tempat. Nyatanya walaupun sudah duet dengan eks JKT48, Saykoji dan bahkan menang award, artis ini tetap gagal naik daun. Pelajaran berharga untuk orangtua kaya yang ingin anaknya jadi artis.
2. INDAH DEWI PERTIWI
Untuk artis wanita ini, hampir sama dengan si Gavin MJ hanya saja bedanya IDP, begitu biasa dia dipanggil, mempunyai skill olah vokal yang cukup mumpuni dengan disertai skill dance yang juga yahud. Tanpa ada angin tanpa ada hujan ketika itu, muncul sesosok artis perempuan pendatang baru dengan mengeluarkan single yang video klipnya begitu heboh dan tampak mahal.
Untuk selanjutnya tiap perform di acara musik dia juga sering membawa rombongan dancer dengan kostum yang sering berganti. Ini anehnya. Artis pendatang baru yang logikanya masih belum mendapat income dari keartisannya tapi sudah bisa membuat video clip yang berbudget mahal dan mempunyai staf yang sangat banyak. Kemungkinan besar tentu karena dia sudah dasarnya memiliki modal yang besar.
Maka beruntunglah IDP. Dia tidak perlu membuat sensasi untuk bisa muncul di TV. Walaupun harus bermodal gede, tapi kemunculan dia jauh lebih terhormat. Apalagi toh dia juga memang mempunyai skill vocal dan dance yang sangat mumpuni. Tinggal bagaimana dia me-maintains keartisannya. Maksimalkan skill dan jangan terlalu over dalam mengeluarkan budget. Terlalu mengandalkan budget tinggi akan membuat perputaran uang tidak maksimal.
1. UYA KUYA
Terus terang saya tidak suka dengan orang ini. Tadinya saya melihat orang ini adalah orang yang cukup kreatif dalam membuat beberapa acara. Yang fenomenal tentunya yang acara hipnotis walaupun bagi saya itu sangat amat nampak bohongnya. Namun sayangnya entah bagaimana awalnya dia mendadak menjadi narsis akut dan haus publikasi.
Yang paling terasa tentu atas kemenangan acara talkshow dia, Buaya Show, di ajang Panasonic Awards 2012. Padahal kalau mau jujur-jujuran, siapa sih diantara kita yang menonton acara itu? Saya kira amat sangat langka. Buktinya acara tersebut pada akhirnya berpindah-pindah jam tayang terus menerus, dan pada akhirnya menghilang begitu saja. Logikanya, untuk acara terfavorit seharusnya acara itu masih tayang sampai sekarang. Selain itu rating acara tersebut juga mestinya cukup tinggi.
Dengan menghilangnya acara tersebut, itu malah menunjukkan kemenangan itu adalah kemenangan yang tidak murni. Kemenangan itu adalah kemenangan yang dipaksakan dengan tentunya bombardier sms, karena penentuan juaranya berdasarkan polling sms. Setelahnya karena pada dasarnya acara tersebut bukan acara istimewa jadinya ya menghilanglah. Bagi Uya, kemenangan itu amat penting karena tentu itu bisa meningkatkan eksistensi dia. Bagaimana dia bisa membombardier sms, tenunya dengan modal yang tidak sedikit.
Di tahun berikutnya, tahun 2013, Uya mencoba peruntungan yang sama-sama. Pada akhirnya malah dia bisa memenangkan dua kategori, presenter favorit dan artis cilik favorit untuk Cinta Kuya anaknya. Ini juga tidak masuk logika. Secara dia tidak sedang memegang acara yang fenomenal, dia bisa memenangkan award itu tentu sangat anah.
Apalagi anaknya yang malahan tidak punya arena keartisan. Sangat mungkin kemenangan itu adalah kemenangan yang dia usahakan sendiri dengan modal sendiri, bukan kemenangan pilihan pemirsa. Begitulah usaha untuk menuju sebuah eksistensi narsistik.
0 Comments