PERTENGAHAN bulan Januari kemarin saya ada sedikit urusan di Bank Mandiri Cabang Purwokerto. Walaupun bank ini bisa dibilang adalah bank yang ternama dan punya nama, saya belum pernah mengunjungi ini bank. Dulu ketika bank ini masih bernama BTN, waktu itu saya masih SMP, saya memang pernah mengunjungi bank itu. Tapi itu dulu sekali. Nama banknya saja masih belum Bank Mandiri. Setelahnya saya sama sekali belum pernah berkunjung lagi.

Sampailah pada hari itu, ketika saya harus bertransaksi di Bank Mandiri. Karena ini urusan kantor jadi saya tidak bisa melakukan kegiatan perbankan via ATM BNI atau BRI pribadi saya. Saya sempatkan dari kantor Pengadilan Agama Banyumas untuk khusus datang ke Bank Mandiri Cabang Purwokerto mengurus hal itu. Seperti biasa, di pintu gerbang saya disambut satpam dengan ramah dan ditanyai keperluan yang bisa dibantu.

Satpam : “Selamat siang pak, ada yang bisa saya bantu?”

Saya       : “Mau transfer uang pak.”

Satpam : “Ke rekening Mandiri atau Bank lain?”

Saya       : “Ke rekening Mandiri pak”

Satpam : “Silakan uangnya dimasukkan ke sini dan silakan isi formulir sesuai contoh. Untuk antrean di bawah 25 juta silahkan ke Line 2”

—Jegeeerrrrrr!!!—-

Terus terang saya shock. Untuk ukuran bank besar, yang bahkan pernah mensponsori Liga Indonesia ternyata Bank Mandiri masih menerapkan antrean berdiri layaknya orang mau menerima bantuan. Sudah tahun 2014 ternyata masih ada bank yang memperlakukan nasabahnya ‘semena-mena’ seperti ini. Asal tahu saja, panjang arena antrean tak lebih dari 2 meter. Untuk menyiasatinya, antrean dibuat berkelak-kelok sehingga panjang 2 meter ini bisa menampung antrean secara maksimal.

Saya sering berurusan dengan Bank. Bahkan Bank BRI tingkat unit kecamatan, tidak ada itu nasabahnya disuruh berdiri layaknya Bank Mandiri. BRI Banyumas memang belum ada sistem antrean elektronis namun nasabah dipersilahkan untuk meletakkan tabungan, slip atau cek di wadah depan Teller Bank. Setelahnya nasabah bisa menunggu sambil duduk sampai nanti dipanggil Teller. Lha ini Bank Mandiri masa kalah sama BRI tingkat kecamatan? Apa iya bank sekelas Mandiri tidak mampu minimal membeli kursi tunggu?

Dalam hal ini, Bank Mandiri Syariah yang notabene adik dari Bank Mandiri sudah jauh lebih baik. Di Mandiri Syariah sudah menerapkan sistem antrean elektronik. Pelayanan sang adik ternyata sudah menyalip sang kakak.

Saya tidak bisa membayangkan kondisi antrean pada saat jam dan hari padat. Sungguh kasihan sekali nasabah-nasabah harus pegal berdiri menunggu antrean. Dalam kondisi yang tidak terlalu ramai saja saya ada berdiri lebih dari setengah jam, bagaimana seandainya kalau hari Senin? Untungnya saya bukan nasabah Bank Mandiri jadi saya tidak perlu sering-sering berurusan dengan mereka.

Saya sungguh menyarankan untuk Mandiri agar tolonglah nasabah di-manusiakan. Sediakan kursi untuk menunggu antrean. Kalau dirasa sistem antrean terlalu mahal sehingga Mandiri tidak mampu beli, bisalah memakai kartu antrean manual walaupun kurang berkelas. Yang penting nasabah tidak dibiarkan berdiri menunggu antrean. Biar bagaimana dari nasabah itulah Mandiri bisa beroperasi. Dari uang nasabah itulah para pegawai dan direksi bisa mendapat gaji. Sudah selayaknya sebagai imbal balik, para nasabah diperlakukan dengan sebaik-baiknya, diantaranya ya dengan memberlakukan antrean sambil duduk.

Nb : Setelah saya Googling, ternyata secara keseluruhan di Indonesia Bank Mandiri masih memberlakukan model antrean berdiri, tidak hanya Mandiri Cabang Purwokerto. Konon tidak hanya Mandiri yang seperti itu, BCA juga iya. Namun untuk hal ini saya tidak bisa mengkonfirmasikan karena saya belum pernah ke BCA, minimal BCA Cabang Purwokerto.


3 Comments

rusty · January 9, 2015 at 7:14 am

Bank mandiri ga punya harga diri jadi g nmenghargai para nasabahnya

    sri nugroho adi susilo · January 25, 2016 at 9:06 am

    Barusan saya ke mandiri cabang purwokerto buat transfer nominal kecil, 500rb.begitu masuk jg kaget antrian nya berdiri urut urutan seperti antri zakat fitrah,seperti yg disebutkan penulis artikel ini.hal seperti ini yg menurut saya sangat kurang dalam pelayanan.Artikel ini ditulis pd januari 2014, ternyata sampai saat ini barusan, tgl 25 januari 2016 pun saya barusan ke mandiri cabang purwokerto masih tetep sama sistem antrian nya, sepertinya perlu di tag dirut mandiri nya, biar sistem nya dirubah seperti kantor kecamatan – kecamatan di kabupaten banyumas yg sudah PATEN(pelayanan administrasi kecamatan), bahkan desa desa/kelurahan pun sudah memperbaiki sistem pelayanan nya, masa bank kelas nasional masih pakai antrian berdiri-OMG.

Agus Setiawan · September 9, 2016 at 3:16 am

Didepok Jawa Barat, Jl.Nusantara,Jl.Margonda dan disemua Bank Mandiri di depok nasabahnya antri berdiri, tidak perduli orang tua sekalipun “harus berdiri”, apakah Bank Mandiri tdak mampu beli kursi untuk antrian?, atau mungkin tidak mampu merubah sistem dari antri berdiri ke yang lebih manusiawi ?

Leave a Reply to Agus Setiawan Cancel reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *