Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Ketika saya tahu novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas akan difilmkan, terus terang saya kaget. Novel kaya gini mau difilmkan? Apa bisa? Novel karya Eka Kurniawan ini bagus, sangat bagus, tapi bagaimana ya? Bagi saya ada novel yang ‘harus’ difilmkan tapi ada juga novel yang biarlah tetap menjadi novel. Saya rasa semua orang yang sudah baca novel ini sepakat novel ini sangat bagus. Tak cuma novel ini sih, seluruh novel maupun kumpulan cerpen Eka Kurniawan sangat layak diberi predikat sangat bagus. Tapi untuk difilmkan, itu hal lain lagi. Meski demikian bagi yang belum pernah baca novel Eka Kurniawan, bacalah! Mumpung belum terlambat.

(more…)

Review Di Balik 98

Sebagai mantan aktivis kampus kelas teri, melihat ada film hadir dengan tema reformasi 1998 tentu membuat saya sangat tertarik untuk menontonnya. Nonton berdua bareng istri, pada akhirnya saya kemudian mengambil kesimpulan bahwa film ini jelek. Sebenarnya secara teknis, dalam pandangan saya yang awam, film ini aslinya cukup bagus. Jantung saya sampai berdegup cukup kencang saat adegan massa yang beringas hendak memperkosa wanita etnis Tionghoa. Akan tetapi sisi utama sebuah film yaitu cerita pada film ini sangat-sangat lemah dan kosong.

Kasat mata tampak ada sebuah kebingungan cerita apa yang hendak diangkat pada film ini. Akibatnya, film ini kemudian menjadi lebih kepada sekedar visualisasi ulang peristiwa-peristiwa penting pada masa kerusuhan/reformasi 1998. Sayangnya yang divisualisasikan itu adalah hal-hal yang sudah sangat diketahui umum yang bisa digali infonya tanpa penelitian mendalam. Akibatnya, kata ‘DIBALIK’ pada judul film yang seharusnya menunjukkan ada rahasia atau misteri yang hendak disampaikan menjadi tidak layak untuk digunakan

(more…)

Pacific Rim (2013): Visual Oke, Cerita Payah

INTI dari film ini adalah pertarungan antara robot raksasa yang dikendalikan oleh dua orang pilot melawan monster dari suatu tempat yang masuk melalui portal yang berada di dasar lautan Pacific, demi mempertahankan agar bumi tidak diambil alih oleh monster tersebut. Para robot dipanggil sebagai Jaeger dengan nickname yang berbeda sesuai asal negara Jaeger tersebut, sementara sang monster dipanggil sebagai Kaiju dengan nickname yang berbeda-beda.

Menjadi pertanyaan yang tidak terjawab adalah kenapa robot itu disebut Jaeger yang diambil dari Bahasa Jerman, juga Kaiju yang diambil dari Bahasa Jepang sementara baik Jepang maupun Jerman tidak diceritakan terlibat sama sekali dalam cerita ini? Ah sudahlah.

(more…)

SANG KIAI (2013): Epigon Sang Pencerah?

postersangkiai

BEBERAPA waktu yang lalu, jagad perfilman Indonesia dihiasi sebuah genre film yang sebelumnya boleh dibilang tampak tidak terlalu seksi untuk dibioskopkan. Apa itu? Mengangkat sebuah tokoh untuk difilmkan. Tokoh tersebut adalah KH Ahmad Dahlan yang diangkat dengan judul SANG PENCERAH oleh sutradara top tanah air Hanung Bramantyo.

Memanfaatkan cerita yang sangat spesifik dengan dibitangi artis top tanah air, dan yang tak kalah penting memanfaatkan basis massa organisasi dari tokoh yang difilmkan, film itu sangat sukses dipasarkan. Kelak dikemudian hari banyak tokoh yang kemudian difilmkan mengikuti langkah Hanung yang sukses mengangkat KH Ahmad Dahlan.

(more…)