Review Di Balik 98

Sebagai mantan aktivis kampus kelas teri, melihat ada film hadir dengan tema reformasi 1998 tentu membuat saya sangat tertarik untuk menontonnya. Nonton berdua bareng istri, pada akhirnya saya kemudian mengambil kesimpulan bahwa film ini jelek. Sebenarnya secara teknis, dalam pandangan saya yang awam, film ini aslinya cukup bagus. Jantung saya sampai berdegup cukup kencang saat adegan massa yang beringas hendak memperkosa wanita etnis Tionghoa. Akan tetapi sisi utama sebuah film yaitu cerita pada film ini sangat-sangat lemah dan kosong.

Kasat mata tampak ada sebuah kebingungan cerita apa yang hendak diangkat pada film ini. Akibatnya, film ini kemudian menjadi lebih kepada sekedar visualisasi ulang peristiwa-peristiwa penting pada masa kerusuhan/reformasi 1998. Sayangnya yang divisualisasikan itu adalah hal-hal yang sudah sangat diketahui umum yang bisa digali infonya tanpa penelitian mendalam. Akibatnya, kata ‘DIBALIK’ pada judul film yang seharusnya menunjukkan ada rahasia atau misteri yang hendak disampaikan menjadi tidak layak untuk digunakan

(more…)

Mark Up Anggaran itu Perlu

mark-up

Sebagai pengelola keuangan di sebuah instansi pemerintah, ada pelajaran berharga yang saya petik yang sedikit banyak mengubah persepsi saya tentang pandangan negatif orang-orang. Banyak yang berkata bahwa bekerja sama dengan kantor pemerintahan maka harus mempersiapkan dana ekstra. Beli barang 5 buah, minta ditulis 10 buah. Nota seharusnya Rp. 5.000, minta ditulis Rp. 10.000. Dalam masalah jumlah barang di mark down, sementara untuk harga minta di mark up. Benarkah demikian?

Di satu sisi, saya pribadi tidak memungkiri kalau memang ada (bahkan banyak) oknum pegawai negeri yang suka melakukan mark up anggaran sampai sekian kali lipat untuk keperluan pribadi. Namun yang perlu disadari tidak semua pegawai negeri sebagai pengelola keuangan instansi pemerintahan seperti itu. Kalaupun ada mark up, saya tidak melihat itu sebagai mark up melainkan itu adalah sebuah ‘kewajiban anggaran’. Mark up yang dilakukan ‘terpaksa’ harus dilakukan.

(more…)

Vow

We never imagine we will face this day. None of us realize that our first meeting long time ago in Junior High School was an Allah’s plan for our future. We met, we knew our name, but we never officially acquainted each other moreover started a short conversation. All we can do was just sharing smile and shy.

Time flies. Life works in his miraculous way so we accidentally meet again after being separate in a long time and make a friendship-relationship and, voila, awaiting our greatest day, the day we will declare our new life to build an eternal partnership as a husband and wife.

(more…)

Maaf Tanpa Kalau

MELIHAT ribut-ribut antara seorang Ustadz dengan operator sound system yang sedang ramai di berbagai media itu, ada satu hal yang bagi saya cukup menarik. Bukan tentang siapa yang salah atau siapa yang benar, karena bagi saya keduanya salah. Ada miskomunikasi antara dua orang itu yang sayangnya salah satu pihak ada yang begitu angkuh dan over reacted. Peristiwa itu ter-blow up media infotainment sehingga ramailah ribut-ribut itu.

Sang Ustadz dalam sebuah talkshow dan banyak infotainment berkata yang intinya kurang lebih kalau saya ada salah saya minta maaf. Perhatikan kalimat yang saya cetak tebal, adanya kata ‘kalau’ dalam permintaan maafnya sadar atau tidak sadar justru menunjukkan bahwa beliau sebenarnya merasa tidak bersalah. Kata itu berarti pengandaian, dalam hal ini pengandaian adanya kesalahan, yang tentunya bagi dia belum pasti  ada. Padahal, mohon maaf jelas sekali dalam kasus ini beliau  ada salah, minimal sekali dalam hal etika berhubungan antar manusia.

(more…)

Hari Gini Masih Antri Bank Sambil Berdiri? (Kritik untuk Bank Mandiri)

PERTENGAHAN bulan Januari kemarin saya ada sedikit urusan di Bank Mandiri Cabang Purwokerto. Walaupun bank ini bisa dibilang adalah bank yang ternama dan punya nama, saya belum pernah mengunjungi ini bank. Dulu ketika bank ini masih bernama BTN, waktu itu saya masih SMP, saya memang pernah mengunjungi bank itu. Tapi itu dulu sekali. Nama banknya saja masih belum Bank Mandiri. Setelahnya saya sama sekali belum pernah berkunjung lagi.

Sampailah pada hari itu, ketika saya harus bertransaksi di Bank Mandiri. Karena ini urusan kantor jadi saya tidak bisa melakukan kegiatan perbankan via ATM BNI atau BRI pribadi saya. Saya sempatkan dari kantor Pengadilan Agama Banyumas untuk khusus datang ke Bank Mandiri Cabang Purwokerto mengurus hal itu. Seperti biasa, di pintu gerbang saya disambut satpam dengan ramah dan ditanyai keperluan yang bisa dibantu.

(more…)

Perbandingan Biaya Kuliah Tahun 2005 dengan 2013

ISENG tidak ada kegiatan, saya coba menengok arsip-arsip tulisan di laptop barangkali ada tulisan lawas yang sudah terpublish di blog lama saya yang bisa dipublish ulang, atau di sisi lain barangkali ada tulisan yang belum terpublish yang layak untuk dipublish di sini. Ketika asyik menjelajah, pandangan saya terarah ke draft tulisan dengan judul yang cukup menyentil di folder unpublished di laptop saya. Judulnya adalah Biaya Kuliah Yasir Alkaf di UII.

Wah saya langsung tertarik untuk mem-publish tulisan itu, yang sangat mubazir kalo tidak dipublish, dengan saya coba untuk saya komparasikan dengan biaya untuk jurusan sama dan kampus yang sama pula untuk tahun ajaran 2013. Saya sendiri menjadi mahasiswa angkatan masuk 2005 jadi untuk dibandingkan dengan biaya kuliah tahun 2013 tentu ini adalah yang menarik.

(more…)

SANG KIAI (2013): Epigon Sang Pencerah?

postersangkiai

BEBERAPA waktu yang lalu, jagad perfilman Indonesia dihiasi sebuah genre film yang sebelumnya boleh dibilang tampak tidak terlalu seksi untuk dibioskopkan. Apa itu? Mengangkat sebuah tokoh untuk difilmkan. Tokoh tersebut adalah KH Ahmad Dahlan yang diangkat dengan judul SANG PENCERAH oleh sutradara top tanah air Hanung Bramantyo.

Memanfaatkan cerita yang sangat spesifik dengan dibitangi artis top tanah air, dan yang tak kalah penting memanfaatkan basis massa organisasi dari tokoh yang difilmkan, film itu sangat sukses dipasarkan. Kelak dikemudian hari banyak tokoh yang kemudian difilmkan mengikuti langkah Hanung yang sukses mengangkat KH Ahmad Dahlan.

(more…)

Yang Mereka Tidak Tahu Tentang Saya

two-sided-mask

MENANGGAPI ‘tudingan miring’ yang kadang memerahkan telinga kadang memang menimbulkan dilema. Didiamkan makin menjadi-jadi, tapi kalo ditanggapi apalagi dengan reaksi yang berlebihan malah rawan menimbulkan konflik. Seperti halnya yang beberapa hari yang lalu saya alami. Kebetulan hari itu saya berangkat kantor naik mobil. Tentu mobil itu mobil orang tua saya karena saya sangat jauh dari kata mampu untuk bisa membeli kendaraan sendiri. Orang-orang kantor juga tahu itu.

Tanggapan orang-orang tentang mobil yang saya bawa memang beragam, kebanyakan dengan nada bercanda. Akan tetapi sebenarnya ada tanggapan yang rawan menyinggung perasaan kalau orang yang dibicarakan berperasaan sensitif. Walaupun saya yakin yang beliau ucapkan tidak dengan maksud apa-apa yang negatif terhadap saya.

(more…)

Bekerjalah dengan Ikhlas dan Tanggungjawab

responsibility

TULISAN ini berkaitan dengan kejadian di kantor. Monggo diikuti jika berkenan, akan tetapi sebagai disclaimer tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyinggung pihak-pihak tertentu. Begini ceritanya, kantor saya sebagai instansi pemerintah sumber daya keuangan untuk kehidupan kantor menggunakan uang negara. Di awal tahun 2013 ini, ketika rincian dana tersebut turun, ada beberapa item yang diberi tanda bintang yang kurang lebih berarti mata anggaran tersebut diblokir alias belum bisa digunakan.

Setelah sekian lama menunggu, blokir tersebut pertengahan bulan kemarin sudah dibuka dan dengan demikian apa-apa yang sebelumnya tidak bisa digunakan, dalam artian dicairkan, sudah bisa dilaksanakan. Berkaitan dengan hal tersebut, kemudian saya mencairkan item tertentu dengan jumlah yang cukup lumayan untuk disalurkan kepada yang berhak menerima.

(more…)

Pamer Ibadah, Ibadah (untuk) Pamer

5518801_20130718105707

HARI Rabu (27/03/2013) kemarin,  di salah satu bank di Banyumas saat saya sedang menjalankan tugas yang berhubungan dengan bank tersebut *muter-muter amat bray*, sambil menunggu antrian, televisi di area tunggu terlihat menayangkan liputan infotainment salah satu artis Indonesia, dua artis lebih tepatnya, beserta pasangannya masing-masing sedang melaksanakan ibadah umrah.

Yap, aktivitas mereka di Saudi dari A-Z ‘diliput’ tanpa terlewatkan. Memang biasa artis ‘diliput’ segala kegiatannya, termasuk saat keluar negeri, tapi melihat polah ke-banci-tampil-an dua pasang artis tersebut, terus terang risih sekali saya melihatnya.

(more…)