5518801_20130718105707

HARI Rabu (27/03/2013) kemarin,  di salah satu bank di Banyumas saat saya sedang menjalankan tugas yang berhubungan dengan bank tersebut *muter-muter amat bray*, sambil menunggu antrian, televisi di area tunggu terlihat menayangkan liputan infotainment salah satu artis Indonesia, dua artis lebih tepatnya, beserta pasangannya masing-masing sedang melaksanakan ibadah umrah.

Yap, aktivitas mereka di Saudi dari A-Z ‘diliput’ tanpa terlewatkan. Memang biasa artis ‘diliput’ segala kegiatannya, termasuk saat keluar negeri, tapi melihat polah ke-banci-tampil-an dua pasang artis tersebut, terus terang risih sekali saya melihatnya.

Tampak di ‘liputan’ itu mereka ditangkap kamera saat berada di dalam bus, bersiap-siap umrah, bersesakan di area tawaf juga sampai di dalam area Hijr Ismail. Di area Hijr Ismail tersebut sang suami artis tersebut terlihat sedang shalat dengan susah payah karena penuhnya area tersebut dengan orang. Maklum, Hijr Ismail memang tempat yang mustajab untuk berdoa. Selain itu juga diperlihatkan saat-saat si suami membantu artis wanita tersebut berjuang menyentuh pintu Ka’bah.

Yang bagi saya bikin keki, proses perekaman itu dilakukan oleh orang lain, dalam artian tidak seperti misalnya saat saya piknik keluarga bawa foto terus kami berfoto bergantian salah satu yang memfoto. Kalaupun foto bareng ya minta tolong orang. Nah pasangan artis ini kalau saya lihat di televisi tampak full direkam oleh orang lain. Bahkan ada satu sesi dimana sambil berdiri dengan background Ka’bah dan keramaiannya mereka melakukan sesi wawancara menghadap kamera.

Lebay. Bagi saya itu sangat lebay. Ibadah koq direkam-rekam dijual untuk ditayangkan di televisi pula. Nggak banget. Sebelumnya, sebelum melihat liputan itu, di salah satu koran yang kebetulan saya baca artis itu bercerita tentang susahnya menyentuh Hajar Aswad. Padahal sebenarnya bulan-bulan sekarang adalah bulan yang terbilang sepi dan longgar untuk berumrah, dan itu juga terlihat di Channel Alif TV yang merelay suasana Masjidil Haram yang terlihat saaangggaaaat longgar. Jadinya ya sebenarnya lebay banget mereka. Sudah ceritanya didramatisir, ibadah mereka pakai direkam-rekam untuk dipamerkan pula. Apakah itu perlu?

Saya tidak dalam kapasitas untuk menilai apakah ibadah mereka tulus atau tidak, atau mereka terhitung pamer atau tidak. Hanya saja yang saya sesalkan ya kenapa harus seperti itu gitu. Biarlah ibadah yang kita lakukan menjadi urusan kita dengan Tuhan kita, tidak perlu di umbar.

Kalau sekedar wisata masih wajar, tapi kalau ibadah seperti ini ya janganlah. Malu bro kalau semisal ada apa-apa. Ingat si penyanyi dangdut muda yang bercerita ke semua infotainment memberangkatkan orang tuanya haji serta ditayangkan segala macam persiapannya, yang ternyata pada hari H ternyata mereka tidak bisa berangkat karena ditipu travel agent? Uang mungkin bisa kembali, tapi malunya itu lho. Begitu juga dengan pamer-pameran seperti dua artis wanita ini.

Saya mendadak malah jadi ingat Ustadz muda yang beristrikan artis yang hobi banget nampil di Infotainement. Nikah diliput, ngisi pengajian diliput, mau umrah diliput, ulang tahun, istrinya hamil diliput, istrinya keguguran diliput, istrinya divonis ada kemungkinan tidak bisa hamil diliput, istrinya ternyata hamil lagi diliput, dia mau umrah tapi sedih karena meninggalkan istrinya yang hamil juga diliput.

Jadinya ya mungkin seperti itu fenomenanya. Ustadz atau ‘Pemuka Agamanya’ juga banci tampil di tv apalagi yang bukan ustadz, mau ibadah pula. Kan bagus banget untuk pencitraan tuh. Owalah.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *